Melambatkan Diri

Sudah satu minggu lebih membiasakan berangkat bekerja jalan kaki. Jarak tempuh sekitar 1,9 km untuk bisa beranglat ke tempat kerja. Adakalanya perasaan senang dan malas saling mendahului. Niatan seperti ini berawal dari membaca tulisan dari kompas. Bahwa jalan kaki baik untuk kesehatan badan. Ditambah hidup merantau perlu menghemat uang, belum juga dikarunai momongan motor dan faktor enggan memberatkan orang lain. Semisal harus minjam motor ataupun sukarela ada yang menawarinya pinjaman.

 

    Selagi masih mempunyai apa yang bisa dipakai. Ntah bentuknya barang ataupun anggota badan. Seperti kaki-kaki yang masih bisa untuk melangkah merdeka. Ya sudahlah, akhirnya saya putuskan menjadi sebuah prinsip dalam diri. Meminta bantuan dan menerima bantuan orang lain sah-sah saja. Tetapi perlu lebih dulu melihat dan merasakan sendiri. Apakah masih mampu raga dan jiwa ini. Semisal mampu melakukan sendiri maka lakasanakanlah. Dalam makna lebih dalam berdikari.

    Kegiatan jalan pagi ada keuntungannya. Selain baik untuk kesahatan. Kita juga lebih jeli dalam melihat dan merasakan keadaan. Apa lagi di zaman yang begitu cepat sekarang ini. Adakalanya cara menikmati hidup dengan berjalan kaki. Dengan berjalan kaki saya bisa melihat hamparan sawah yang luas, kondisi lingkungan, pengendara jalanan yang saling cepat, dan aktivitas pagi lainnya. Tak sungkan-sungkan saya segera mengabadikan momen ini. Selain sebagai pengingat, bisa juga sebagai bahan untuk bercerita. 

   Seperti foto perempuan yang sedang dibonceng suaminya. Berlatar botol bekas berbentuk cinta. Sebuah botol bekas yang mulai lepas satu persatu. Apakah cinta orang tua seperti itu. Setelah mempunyai anak cintanya mulai berkurang. Karna sudah meraskan dan cintanya dibagikan ke putu-putunya. Dalam hal ini, keributan keluraga akan bertambah Segala macam permasalahan muncul ssbagai pemicu keributan. Seperti harus belanja ke pasar, masalah kegiatan mencuci baju, membersihkan rumah, belum lagi masalah ekonomi dan menurus anak. Lebih jelasnya bisa ditanyakan ke orang tua yang suka ribut terus. Ah sial sayq terbawa masuk tulisanku sendiri.

Marijal ( Mari jalan kaki)


Postingan ini memiliki 0 komentar
Tinggalkan Komentar