Sebuah perjalanan pertama kali saya mengunjungi perpustakaan luar kota. Perjalanan dengan mengendarai kendaraan roda dua dari Demak ke Semarang. Benar-benar pengalaman yang luar biasa. Karena sering sekali melewati atau singgah kota semarang hanya sebatas pekerjaan. Tak jarang, saya hanya sebatas passenger di mobil. Penumpang yang hanya menikmati lewat jendela. Kapan pun bisa santai, makan seenaknya dan kalo capek ya tidur.
Bisa dibayangkan ketika saya harus menyetir motor sendiri melewati setiap jalan yang tak jarang mejumpai jalan berlubang. Salah jalan karena harusnnya buat satu arah. Keblabasan melewati batas lampu merah. Apalagi jalanan Demak ke Semarang yang begitu ramai. Ya iyalah namanya juga jalan ya pasti ramai. Kalo ngga ramai apa namanya dong?
Sebenarnya keinginan mengunjungi perpustakaan sudah kerap kali saya idam-idamkan. Setidaknya perpustakaan daerah tempat saya merantau yaitu Kota Demak. Karena sudah beberapa berkunjung, saya menginginkan menjelajah perpustakaan di Semarang. Ya hitung-hitung mecicil keinginan menjelajah perpustakaan seluruh Indonesia. Dan waktu ini sangat pas ketika tanggal merah hadir disela kesibukan bekerja. Akhirnya tanggal merah memberikan saya kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan Microlibrary Warak Kayu.
Sebuah perpustakaan yang terletak tidak jauh dari pusat kota, lokasi di pinggir Jl. DR. Sutomo, Barusari, Kec. Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sehingga mudah sekali menemukaannya. Bahkan desainnya juga sangat mudah kita hapal. Berbentuk rumah panggung didominasi bahan kayu berwarna coklat. Sebuah konsep perpustakaan yang begitu ramah lingkungan, nyaman dan pastinya super estetik. Kesan pertama datang ke sana saya berkata dalam hati “Begitu beruntugnya anak-anak yang tinggal daerah sekitar”. Bisa dengan mudahnya membaca, menikmati bermain dan belajar bersama.
Asli baca di perpusatkaannya nyaman banget. Sirkulasi udaranya bener-bener alami. Rekomendasi buat kalian para penjelajah sih ini. Owh ya jangan lupa setiap berkunjung ke Microlibrary Warak Kayu sedia kaos kaki ya. Katanya supaya tidak merusak warna asli dari lantainya.
Semoga saja di kotaku Kebumen tercinta ada sudut perpustakaan seperti ini. Ngga harus di pusat kota. Boleh lah samping rumah. Hehehee
Sekian tulisan menjelajah perpustakaan Microlibrary Warak Kayu. Semoga ke depannya selalu konsisten berbagi cerita kunjungan perpustakaan berikutnya. Menjelajah perpustakaaan kali ini, Saya belajar makna perjalanan sesungguhnya adalah membuka diri jalan menuju pulang. Kemudian untuk paham rute jalan. Kita hanya perlu memberanikan diri untuk menjadi driver, supaya langsung merasakan menjadi petunjuk arah jalan hidupmu sendiri. Begitupun dalam mengenali dirimu sendiri.
Saatnya kembali ke versi diri terbaikmu kawan-kawan.